Chat dengan kami disini
Komitmen BPR Lestari untuk menjadi donatur tetap bagi anak-anak yatim piatu yang tinggal di panti asuhan, terus berlanjut di tahun 2018 ini. Bahkan komitmen ini ditingkatkan dengan menambah jumlah panti asuhan yang dibantu. Dari yang awalnya hanya berjumlah 20 panti asuhan di tahun 2010, kini sudah menjadi 34 panti asuhan, dan akan bertambah hingga 40 panti asuhan sampai akhir tahun ini.
Ide awal dari pemberian bantuan ini adalah karena kegelisahan dari founder BPR Lestari dan Lestari Group, Alex P Chandra, diberitahukan oleh seorang teman beliau di awal tahun 2010 tentang adanya panti asuhan yang anak-anaknya kelaparan akibat kurangnya bahan makanan, terutama beras. Karena kegelisahan tersebut, Alex mengunjungi panti asuhan tersebut dan melihat sendiri kenyataan yang menyedihkan anak-anak panti asuhan tersebut harus kelaparan. Alex pun mencari tahu penyebab anak-anak panti tersebut sampai kelaparan. “Ternyata kalau musim hari raya keagamaan, anak-anak tersebut kebutuhan makanannya terpenuhi, karena banyak orang yang nyumbang. Tapi kalau hari biasa, jarang sekali sumbangan masuk”, kata Alex saat ditemui di kantornya di bilangan Teuku Umar Denpasar.
Melihat kenyataan tersebut, akhirnya Alex melalui BPR Lestari kemudian berkomitmen untuk menjadi donator tetap 20 panti asuhan dengan menyumbang beras setia dua bulan sekali. Masing-masing panti asuhan mendapatkan 200 kilogram beras. Ditambahkannya lagi, bahwa menurut Alex, bisnis itu tidak hanya mencari keuntungan semata, namun juga bagaimana bisa membawa manfaat bagi orang lain. Hal ini kemudian menjadi misi sosial BPR Lestari yaitu #MakeanImpact yang akan dikampanyekan secara berkelanjutan.
Saat ini total beras yang disumbangkan sudah mencapai 6,8 ton kepada 34 panti asuhan yang tersebar di seluruh Bali. Pembagian beras sudah diserahkan sejak Kamis hingga Jumat (12-13 April) lalu oleh para karyawan BPR Lestari. “Karyawan kami libatkan agar mereka terbiasa berbagi kepada anak-anak. Kami juga mengundang kepada masyarakat yang memiliki informasi panti asuhan yang layak untuk dibantu agar diinformasikan kepada kami”, kata Wisnu Merthayoga, Marketing Communications.
Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 menunjukkan angka literasi keuangan masyarakat Indonesia masih terbilang rendah, yaitu 49,68% di tahun 2022. Meski angkanya mengalami... Selengkapnya
Menjadi nasabah prioritas, memberikan prestige tersendiri bagi sebagian masyarakat. Memiliki label nasabah prioritas ini biasanya membuat kita berada di level yang berbeda di jasa perbankan yang... Selengkapnya
UMKM menjadi salah satu pilar perekonomian yang diharapkan dapat bertumbuh dan mendongkrak perekonomian Indonesia di masa-masa sulit sekalipun. Berangkat dari harapan tersebut, Bank Lestari Bali... Selengkapnya