Chat dengan kami disini
Belakangan ini, pilihan menyewa rumah atau KPR menjadi perdebatan bagi banyak orang di media sosial, khususnya para pekerja dan perantau yang belum memiliki rumah sendiri.
Tapi sebenarnya, mana sih yang lebih untung? Sewa rumah atau KPR? Yuk simak penjelasan lengkap tentang lebih baik sewa rumah atau beli rumah.
Sewa Rumah vs KPR, Mana yang Lebih Cocok?
Menyewa ataupun membeli KPR sama-sama bisa menguntungkan tergantung dengan kondisi keuangan dan kebutuhan individu masing-masing. Berikut kelebihan dan kekurangan masing-masing dari sewa rumah dan KPR.
1. Sewa Rumah
Banyak orang memilih untuk menyewa rumah karena biaya yang dikeluarkan lebih sedikit. Penyewa rumah tidak perlu membayar Pajak Bumi Bangunan (PBB), renovasi, hingga biaya sewa yang jauh lebih murah dibanding membeli rumah ataupun mencicil dengan sistem KPR.
Tapi menyewa rumah juga memiliki kekurangan dan kelebihannya sendiri, lho! Salah satunya adalah keamanan dan kepastian tempat tinggal, khususnya untuk Anda yang sudah berkeluarga.
Hal ini dikarenakan, tempat tinggal yang berpindah-pindah bisa mempengaruhi kondisi psikologis keluarga yang harus selalu beradaptasi dengan lingkungan baru.
Kelebihan:
- Biaya yang dikeluarkan rendah, hanya perlu membayar sewa dalam periode tertentu.
- Bebas pajak dan biaya pemeliharaan, karena menjadi tanggungjawab pemilik properti
- Fleksibilitas, karena tidak ada keterikatan kepemilikan
Kekurangan:
- Kenaikan harga sewa tiba-tiba
- Keterbatasan dalam melakukan perubahan pada rumah karena properti milik orang lain.
- Ketidakpastian masa depan, di mana pemilik properti dapat memaksa Anda untuk pindah.
2. KPR
Pembelian rumah dengan sistem KPR memang sangat digandrungi oleh masyarakat masa kini, khususnya di kalangan pekerja. Hal ini dikarenakan, mereka bisa memiliki rumah sendiri dengan cara mencicil rumah sebagian dari penghasilan bulanannya.
Namun, belakangan sistem KPR banyak dikritik karena pada akhirnya biaya yang dikeluarkan sangat jauh lebih besar dibanding sewa. Belum lagi biaya-biaya lainnya seperti PBB, PPN, dan masih banyak lagi.
Tapi meski demikian, KPR itu juga memiliki banyak keuntungan, lho.
Kelebihan:
- Kepastian tempat tinggal di masa mendatang
- Bisa diwariskan kepada keluarga
- Cicilan terjangkau, maksimal 30% dari penghasilan (tergantung gaji dan harga rumah)
- Pilihan pembayaran jangka panjang
Kekurangan:
- Beban bunga, sebagian besar KPR menerapkan bunga floating yang membuat cicilan naik jika suku bunga naik
- Terdapat biaya tambahan di luar harga rumah seperti PBB, PPN, biaya notaris, dan sebagainya.
Tips Agar Cicilan KPR Tidak Terlalu Memberatkan
Memilih menyewa rumah atau KPR seharusnya kembali lagi pada kondisi finansial dan kebutuhan masing-masing. Menyewa rumah mungkin bisa jadi solusi hemat agar bisa menabung dan berinvestasi lebih banyak. Tapi, jika tidak dibarengi dengan kedisiplinan dalam mengelola uang, tentu tabungan dan investasi juga akan stuck di tempat.
Belum lagi dibayang-bayangi oleh ancaman inflasi yang membuat nilai aset atau kekayaan semakin menurun.
Begitupun dengan KPR. Meski saat diperhitungkan secara menyeluruh, jumlah uang yang Anda bayarkan menjadi lebih besar, tapi hal ini sebenarnya setara dengan inflasi harga properti yang bisa naik 10 kali lipat dalam beberapa tahun.
Seringkali menjadi persoalan bagi banyak orang dalam KPT adalah total uang yang dibayarkan hingga KPR lunas bisa mencapai 5x lipat dari harga asli rumah. Hal ini sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor seperti besaran DP, jangka waktu cicilan, hingga penghasilan debitur.
Tapi, semua itu bisa diatasi dengan beberapa tips agar nominal pembayaran KPR tidak terlalu besar.
1. Tingkatkan Pembayaran DP
Supaya, jumlah uang yang dikeluarkan untuk cicilan tidak terlalu besar, maka sebaiknya tingkatkan pembayaran DP rumah. Minimal DP yang dibayarkan agar cicilan KPR tidak terlalu memberatkan adalah 30% dari harga rumah.
Semakin besar DP yang Anda bayarkan, maka semakin kecil pokok pinjaman sehingga cicilan tidak memberatkan.
2. Hindari Jangka Waktu Cicilan Yang Terlalu Panjang
Semakin panjang jangka waktu cicilan, maka bunga yang Anda bayarkan juga akan semakin besar. Apalagi suku bunga seringkali berubah-ubah. Supaya terhindar dari suku bunga yang fluktuatif, usahakan jangka waktu cicilan tidak terlalu panjang yaitu antara 8-10 tahun saja.
Dengan demikian, harga rumah dan jumlah uang yang Anda bayarkan tidak terlalu jauh berbeda.
3. Perhatikan Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan menjadi faktor utama yang menentukan berat atau tidaknya cicilan KPR. Sebelum mengajukan KPR pastikan setidaknya 30% penghasilan Anda sudah bisa mengcover pembayaran KPR. Kenapa harus 30%? Karena porsi cicilan yang sehat adalah 30% dari penghasilan bulanan. Jika penghasilan Anda belum mencukupi, sebaiknya tingkatkan penghasilan terlebih dahulu sembari mengumpulkan DP.
Supaya cicilan KPR jadi tidak terlalu berat, pilih juga produk KPR dengan suku bunga kompetitif seperti KPR Lestari. Dengan bunga mulai 8,75% saja, Anda bisa miliki hunian Anda sendiri. Yuk ajukan KPR Lestari.
Usaha BPR Lestari Bali (member of Lestari Group) untuk meningkatkan partisipasi untuk mengembangkan UMKM di Bali dengan memberikan kredit yang cepat, mendapat banyak sambutan yang positif dari... Selengkapnya
Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT. BPR Lestari Bali yang diselenggarakan pada Jumat (17/01), menyetujui peningkatan setoran modal sebesar Rp. 71,5 Miliar sehingga total modal yang disetor menjadi... Selengkapnya
Membuka tahun 2020, BPR Lestari Bali (Lestari Group) memperluas jangkauan dan layanan bisnis dengan pembukaan Kantor Cabang WR. Supratman. Kantor yang sebelumnya berstatus kantor kas ini, resmi... Selengkapnya