Chat dengan kami disini
Setiap orang tentunya punya keinginan membeli sesuatu untuk kepuasan pribadi seperti membeli gadget terbaru, sneakers terbaru, sampai makan di fine dining yang sedang viral. Gaya hidup seperti ini sah-sah saja untuk dilakukan selama penghasilan mencukupi. Tapi, kalau penghasilannya tidak mencukupi, hati-hati kena jebakan gaya hidup konsumtif!
Gaya hidup konsumtif adalah hal yang bisa terjadi karena seseorang membelanjakan uang tanpa pertimbangan yang matang demi memenuhi keinginannya. Alhasil, banyak orang mulai mengambil pinjaman untuk memenuhi gaya hidupnya..
Dilansir dari finansial.bisnis.com, nominal pinjaman online (pinjol) untuk kebutuhan konsumtif mencapai Rp11,85 Triliun, Per Maret 2023. Angka ini belum termasuk produk pinjaman lain yang digunakan di Indonesia seperti Kredit Kendaraan Bermotor (KKB), Kredit Tanpa Agunan (KTA), dan lain sebagainya.
Sebenarnya, apa sih yang membuat orang terjebak gaya hidup konsumtif dan apakah bisa keluar dari jebakan gaya hidup konsumtif tersebut? Yuk simak penjelasannya di bawah ini.
Faktor Penyebab Gaya Hidup Konsumtif
Ada beberapa hal yang menyebabkan seseorang terjebak dalam gaya hidup konsumtif. Berikut ini adalah beberapa faktor penyebabnya.
1. Kurangnya Literasi Keuangan
Menurut Hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan Tahun 2022 dari OJK, indeks literasi keuangan Indonesia terbilang cukup rendah yaitu 49,68%. Artinya, sebagian besar masyarakat Indonesia masih kesulitan mengatur keuangan serta menyesuaikan pengeluaran dengan pemasukan.
2. Kemudahan Memperoleh Layanan Pinjaman
Menariknya, meski tingkat literasi keuangan nasional masih rendah, tapi tingkat inklusi keuangan atau ketersediaan akses masyarakat untuk memanfaatkan produk atau layanan jasa keuangan sangatlah tinggi yaitu di angka 85,10%.
Hal ini menandakan, tingkat kemudahan masyarakat untuk mendapatkan layanan pinjaman dari lembaga keuangan formal sangatlah tinggi. Alhasil, masyarakat jadi sulit menabung dan memilih menggunakan pinjaman untuk memenuhi gaya hidup.
3. Pengaruh Media Sosial
Tidak dipungkiri, media sosial telah banyak mengubah prilaku konsumsi masyarakat saat ini. Maraknya konten-konten yang menunjukan gaya hidup konsumtif seperti unboxing barang branded, liburan di resort mewah, dan lain sebagainya membuat banyak orang yang terdorong untuk melakukan hal serupa.
Padahal, penghasilan dan kebutuhan setiap orang berbeda. Oleh karena itu meniru gaya hidup seseorang di sosial media adalah tindakan yang kurang bijak dan malah membuat kita terjebak dalam gaya hidup konsumtif.
4. Tuntutan Sosial
Perilaku sosial masyarakat masa kini seringkali menilai kesuksesan orang lain dari barang-barang yang dipakainya. Misalnya, mereka yang mengendarai mobil lebih sukses daripada mereka yang hanya mengendarai motor.
Tuntutan sosial seperti inilah yang akhirnya mendorong orang-orang menjadi lebih konsumtif membeli barang mewah yang sebenarnya tidak dibutuhkan agar terlihat lebih baik di mata orang lain.
Dampak Buruk Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif adalah prilaku yang bisa mempengaruhi kehidupan finansial Anda. Beberapa dampak buruk dari gaya hidup konsumtif.
1. Sulit Mengatur Cashflow
Gaya hidup konsumtif membuat orang kesulitan mengatur pemasukan dan pengeluarannya sehingga seringkali pengeluaran jadi jauh lebih besar dari pemasukan. Dengan demikian, Anda akan kesulitan mengatur cashflow bulanan.
2. Terlilit Utang
Saat Anda kesulitan mengatur cashflow, di mana pengeluaran lebih besar dari pemasukan, maka kita pun cenderung memilih untuk mengambil jalan pintas yaitu mengajukan pinjaman. Memang pinjaman bisa menjadi solusi sementara, tapi jika terus menerus mengajukan pinjaman, justru membuat kita terlilit utang.
3. Hidup Tidak Tenang
Tentunya, kondisi terlilit utang dan dikejar-kejar debt collector membuat hidup jadi tidak tenang. Kondisi mental jadi terganggu dan tidak bisa menjalani hidup dengan nyaman.
Tips Mengatasi Gaya Hidup Konsumtif
Kalau sudah terlanjur terjun ke gaya hidup konsumtif, apakah bisa keluar? Jawabannya, tentu bisa! Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk atasi gaya hidup konsumtif.
1. Tambah Pemasukan
Tips pertama yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi gaya hidup konsumtif adalah menambah pemasukan. Dengan pemasukan yang bertambah, Anda pun bisa menutupi kebutuhan hidup dan membayar pinjaman yang telah Anda ambil. Menambah pemasukan bisa dilakukan dengan banyak cara seperti mengambil pekerjaan sampingan atau mencari pekerjaan dengan gaji yang lebih besar.
2. Lunasi Semua Utang
Saat pemasukan Anda bertambah, sebaiknya utamakan melunasi semua utang. Hindari membeli barang-barang konsumtif sebelum semua utang Anda lunas.
3. Buat Skala Prioritas
Ketika terjebak gaya hidup konsumtif, kita harus bisa menyusun skala prioritas. Utamakan pembayaran utang dan pemenuhan kebutuhan pokok terlebih dahulu sebelum memenuhi kebutuhan lainnya. Penyusunan skala prioritas ini juga membantu dalam mengatur kembali cashflow yang sempat terganggu karena utang.
4. Konsisten Menabung
Saat cashflow Anda sudah membaik dan terkontrol. Mulailah untuk Konsisten menabung. Hindari menggunakan pinjaman untuk membeli sesuatu, sebaliknya menabung terlebih dahulu sebelum membeli apa yang Anda inginkan.
Pilih produk tabungan yang bisa dukung Anda untuk konsisten menabung seperti Tabungan Sikaya. Tabungan berjangka satu ini bisa jadi pilihan untuk konsisten menabung setiap bulannya.
Hanya mulai dari Rp250.000 per bulan, Anda bisa dapat bunga setara LPS Bank Umum! Yuk buka Tabungan Sikaya sekarang.
Kebutuhan bulanan atau rumah tangga yang beragam membuat semuanya tidak bisa dibeli secara cash. Ada beberapa kebutuhan yang memang lebih baik dibeli secara mencicil karena nominal yang besar... Selengkapnya
BPR Lestari resmi luncurkan produk Laku Pandai BPR Lestari yang dipopulerkan dengan nama LakuKu. Menggandeng sejumlah ibu rumah tangga, produk ini memiliki misi besar untuk menyokong perekonomian... Selengkapnya
Sinergi membangun dan mendorong kemajuan BPR se-Indonesia gencar dilakukan oleh BPR Lestari Bali. Selasa (24/08) dan Rabu (25/08) BPR Lestari Bali secara berturut-turut... Selengkapnya